Selasa, 12 Januari 2016

Kualitas Jadi Prioritas

Banyak keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan ketika memiliki corporate image yang baik. Reputasi dan image yang baik tidak hanya mempermudah perusahaan untuk menjual produk karena konsumen telah memiliki kepercayaan terhadap perusahaan. Untuk meningkatkan corporate image, manajemen perusahaan selalu berusaha melakukan sebuah transformasi pengembangan bisnis dengan berbagai cara. Untuk membangun image, perusahaan dapat menggunakan media komunikasi yang bersifat tradisional, seperti media cetak, televisi, dan billboard. juga bisa menggunakan media komunikasi yang bersifat modern seperti melalui media sosial dan sebagainya. 

Media sosial pun menjadi pilihan utama bagi calon nasabah untuk mencari referensi sebelum membeli produk. banyaknya review yang ada di media sosial dapat meningkatkan image perusahaan menjadi lebih besar. Bicara mengenai media sosial dalam rangka membangun image perusahaan, sebuah perusahaan asuransi ternama yaitu sequis life pun memanfaatkan media sosial karena dinilai memilii peran besar dalam menciptakan image perusahaan. Semua aktivitas dan informasi akan dipublikasikan melalui media sosial. Selain informasi perusahaan, sequis juga melakukan edukasi mengenai asuransi, tips-tips mengenai kesehatan, pendidikan, dan investasi. 

Membangun hubungan komunikasi dan kerja sama dengan media merupakan salah satu strategi yang dapat dilakukan, Karena itulah sequis selalu memberikan update mengenai Sequis kepada media.
Pastinya, prioritas yang kerap ditekankan Sequis adalah kualitas. Tak ayal, Sequis pun terus belajar dan bertumbuh untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan produk. Sequis juga memastikan nasabah hanya menerima yang baik.




Reputasi Perusahaan Bukan Perkara Tampilan Semata

Dalam bisnis service sebuah citra mengenai suatu brand atau korporat tentunya sangat berpengaruh pada keputusan seseorang untuk akhirnya menjadi konsumen atau tidak. Track record perusahaan dalam menangani setiap konsumen dalam kurun waktu tertentu pun menjadi pertimbangan tersendiri bagi para calon konsumen. Selain itu, image positif yang terbentuk selama perusahaan menjalankan roda bisnisnya juga sangat berkontribusi pada loyalitas konsumennya. Siapa yang mampu konsisten dalam menjalankan komitmen visi-misinya dengan baik guna membentuk corporate image yang positif, dialah yang memenangkan hati konsumen.



Menurut Nunu Soetjahja Noegroho, yang menjabat sebagai Human Capital & General Suport Director PT. FIF ini, ada dua aspek penting yang menjadi manfaat dari menjaga image perusahaan.
Pertama adalah masyarakat sekitar yang tentunya merasakan langsung kontribusi serta kepedulian perusahaan melalui kegiatan CSR-nya. Kedua adalah meningkatkan sense of belonging dan rasa nyaman dari para karyawan yang mengetahui bahwa perusahaan tempat mereka bekerja memiliki reputasi yang baik dan mereka ada di dalamnya. Meski tidak bisa di hitung dengan angka, dua hal ini lama-kelamaan tentunya membawa dampak yang sangat positif bagi produktivitas perusahaan yang berimbas pada profit.

Jadi intinya, citra perusahaan yang baik bukan sekedar ada di benak, melainkan juga sudah meresap ke dalam hati setiap karyawan, konsumen, dan masyarakat luas, tutur Nunu.

Jumat, 16 Oktober 2015

Cara Membangun Citra Perusahaan

Citra perusahaan adalah hal yang tidak bisa disepelehkan oleh perusahaan. Selain mencari laba sebanyak-banyaknya, perusahaan juga harus memikirkan bagaimana nama perusahaan bisa di cap baik oleh masyarakat sehingga perusahaan tidak bisa hanya memfokuskan penjualan penjualan dan penjualan.

Citra positif merupakan syarat mutlak bagi sebuah perusahaan yang ingin sukses, tumbuh dan berkembang. Citra yang baik merupakan perangkat kuat, bukan hanya untuk menarik konsumen dalam memilih produk atau perusahaan, melainkan juga dapat memperbaiki sikap dan kepuasan pelanggan terhadap perusahaan.Citra yang baik dapat membantu perusahaan dalam menghadapi masa krisis atau permasalahan.

Hal ini membuat peran, fungsi, dan tugas PR dari sebuah perusahaan semakin diperlukan. PR atau Public Relations adalah bidang yang berkaitan dengan mengelola citra dan reputasi sebuah perusahaan dimata publik.

Dan untuk membangun citra perusahaan, PR melakukan kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) atau Tanggung Jawab Sosial. CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang belanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan.

Saya mengambil contoh PT.Djarum yang menggunakan CSR untuk membangun citra perusahaannya dengan memberikan beasiswa bagi anak bangsa yang berprestasi.




Dua puluh enam tahun sudah, PT Djarum melakui kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) di bidang pendidikan  memberikan kontribusi bagi kemajuan kualitas generasi muda, khususnya mahasiswa. Program CSR tersebut yang kini disebut dengan nama program Djarum Beasiswa Plus  telah diberikan kepada lebih dari 6300 mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri/Swasta di 24 Propinsi.

Upaya yang telah dilakukan PT. Djarum ini mendapat apresiasi  berupa anugerah peduli pendidikan yang diberikan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Penghargaan tersebut diberikan sebagai tanda terima kasih kepada perusahaan yang dianggap memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan. Penghargaan diberikan langsung oleh Mendiknas, Muhammad Nuh kepada PT. Djarum yang diwakili oleh Suwarno M Serad (Public Affairs Director), di Gedung A Kementerian Pendidikan Nasional, Jumat, 24 September 2010.

Pemberian berbagai pelatihan softskills dan pengembangan karakter menjadi kekhas-an dari program Djarum Beasiswa Plus ketimbang program beasiswa lainnya. Sebuah bekal luar biasa yang tidak terhitung dengan materi, namun memberi bekal seumur hidup bagi para Beswan Djarum. Pelatihan ini meliputi tiga aspek yakni, Outbound, Leadership program, dan Practical skills and Entrepreneurship. Komitmen PT Djarum dalam dunia pendidikan akan terus berjalan demi masa depa Indonesia yang lebih baik.

Sekian cara membangun citra perusahaan dengan menggunakan program CSR, semoga dapat menambah informasi untuk teman-teman. 

 https://djarumbeasiswaplus.org/berita/content/101/PT-Djarum-Terima-Anugerah-Peduli-Pendidikan-dari-Mendiknas/


Jenis-Jenis Citra Perusahaan



Setiap perusahaan mempunyai citra yang disadari atau tidak telah melekat pada perusahaan tersebut. Tidak sedikit barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan begitu kuat citranya di benak konsumennya.
Citra perusahaan adalah gambaran dari sebuah perusahaan atau organisasi yang terdapat pada benak seseorang secara sadar atau tidak sadar yang didapatkan berdasarkan impresi, kesan, perasaan dan pengalaman yang telah diterima. 

5 Jenis Citra Perusahaan yaitu:

1.      Citra  Bayangan  :
Citra bayangan adalah suatucitra yang melekat pada orang–orang dalam atau anggota  organisasi  pada suatu perusahaan/organisasi. Biasanya citra bayangan ini sering melekat pada para pimpinan organisasinya.“Orang–orang dalam“ organisasi sering menganggap bahwa citra organisasi di mata masyarakat adalah positif bahkan seringkali terlalu positif. Anggapan “orang–orang dalam“ organisasi tentang citranya yang positif di masyarakat  memang seringkali tidak selalu tepat atau tidak sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya sedang terjadi.

2.      Citra  Yang  Berlaku :
Citra  yang  berlaku  adalah  suatu  citra  atau  pandangan  yang  melekat  dari  pihak – pihak  luar / eksternal  tentang  suatu  organisasi. Seperti citra bayangan, citra yang berlaku juga tidak   selamanya /  seringkali  jarang  sesuai  dengan  kenyataan,  karena  hal  tersebut  terbentuk  berdasarkan  pengalaman  atau  pengetahuan  dari  orang – orang  luar  tersebut  yang  biasanya  tidak  punya  informasi  yang  memadai  tentang  organisasi  yang  bersangkutan. Citra  tersebut  cenderung  negatif  sehingga  bisa  punya  dampak  bagi  citra  buruk  organisasi.  Dan  seringkali  kurang  disadari  oleh  pihak  manajemen  banyak  organisasi,  oleh  karena  itu  public  relations  harus  secara  simultan  menginterpretasikan  sikap – sikap  pihak  luar  terhadap  organisasinya  yang  bisa  saja  keliru  memperkirakan  pandangan  khalayak  eksternalnya.

3.      Citra  Yang  Diharapkan :
Citra  yang  diharapkan  adalah  suatu  citra  yang  diharapkan /  diinginkan  oleh  pihak  manajemen  banyak  organisasi.  Citra  ini   juga  tidak  sama  dengan  citra  yang   sebenarnya.   Biasanya   citra   yang   diharapkan   ini   lebih    baik  atau   lebih 
menyenangkan  daripada  citra  yang  ada.   Namun  secara  umum,  bahwa  citra  yang  diharapkan  adalah  suatu  hal  yang  selalu  identik  dengan  hal – hal  yang  baik.  Jadi   citra  yang   diharapkan  adalah   suatu    program   yang  dirumuskan  dan 

kemudian  dilaksanakan  guna  menyambut  sesuatu  hal  yang  relatif  baru   khususnya  pada  suatu  hal  dimana  khalayak  eksternal  ( target  khalayak )  organisasi  belum  memiliki  informasi  yang  memadai  mengenai  hal  yang   dimaksud.

4.      Citra  Majemuk :
Citra  majemuk  adalah  suatu  citra  yang  beraneka  ragam  yang  belum  tentu  sama  dengan  citra  organisasi  atau  perusahaan  secara  menyeluruh.  Bisa  dikatakan  bahwa  jumlah  citra  yang  dimiliki  suatu  organisasi  / perusahaan  sama  banyaknya  dengan  jumlah  anggota  organisasi  yang  dimilikinya.  Untuk  mengantisipasi  masalah – masalah  yang  mungkin  akan  timbul,  variasi  citra  tersebut  harus  dieliminis  seminimal  mungkin  dan  citra  perusahaan  harus  ditegakkan.  Contoh  solusi  yang  bisa  diterapkan  antara  lain  mewajibkan  semua  karyawan  mengenakan  pakaian  seragam,  menyamakan  jenis  dan  warna  mobil  dinas  dsb.

5.      Citra  Perusahaan :
Citra  perusahaan  atau  seringkali  juga  disebut  sebagai  citra  lembaga / institusi  adalah  merupakan  citra  dari  sebuah  organisasi  secara  menyeluruh.  Penjabaran  citra  perusahaan  bukan  hanya  dilihat  secara  parsial  dari  sudut  citra  atas  produk  atau  pelayanan  semata – mata.  Karena  citra  perusahaan    merupakan  sebuah  proses  perjalanan  perusahaan  yang  kemudian  menghasilkan   sebuah  penilaian  secara  menyeluruh  tentang  organisasi  yaitu  citra  perusahaan.  Indikator  citra antara  lain  sejarah  atau  riwayat  hidup  perusahaan  yang  gemilang,  kinerja  keuangan  yang  pernah  diraih,  keberhasilan  ekspor,  hubungan  industrial  yang  baik,   partisipasi  dalam  memikul  tanggung  jawab  sosial  dsb. 

         Dari  berbagai   jenis – jenis  citra  di atas,   sebagai  public  relations  yang  harus  dilakukan  adalah   membuat  citra  yang  baik  yaitu  membentuk  impressi  atau  kesan  yang  benar  tentang  dirinya   sendiri,   para  pemimpin  organisasinya, anggota – anggota  organisasi   terhadap khalayak    eksternalnya    yang    dilandasi    dengan    pengalaman, pengetahuan  serta  pemahaman  atas  kenyataan  yang  sesungguhnya.  Bukan  dengan  cara  “ dipoles  agar  lebih  indah  dari  warna  aslinya “  yang  justru  dapat  berdampak  negatif   bagi  organisasi.  

http://nurhadifirmana.blogspot.co.id/2013/01/jenis-jenis-citraimage-baik-sebagai.html

Kamis, 24 September 2015

Perbedaan antara Citra Dan Reputasi

Citra & Reputasi perusahaan ada bedanya ga sih? Mari kita bahas.

Citra dalam kamus bahasa Indonesia berarti rupa / gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau Produk.
Sedangkan Reputasi dalam kamus bahasa Indonesia memiliki arti nama baik yang didapat dari perbuatan.

yang pertama kita akan bahas Citra. apasih yang dimaksud Rupa / gambaran terhadap suatu produk? yang dimaksud adalah ketika saat kita membeli suatu produk, contohnya Iphone yang langsung ada di otak kita adalah Mahal, berkelas, juga canggih , inilah yang dinamakan gambaran dari produk Apple tersebut.

Kotler menjelaskan bahwa “corporate image is the consumer’s response to the total offering and is defined as a sum the belief, ideas, and impressions that a public has an organization.“ 

Artinya citra perusahaan adalah respon konsumen pada keseluruhan penawaran yang diberikan perusahaan dan didefinisikan sebagai sejumlah kepercayaan, ide-ide, dan kesan masyarakat pada suatu organisasi. 

Sedangkan Nguyen dan Leblanc mengungkapkan bahwa citra perusahaan sebagai : 
“Corporate image is described as overall impression made on the minds of the public about organization. It is related to business name, architecture, variety of product/services, tradition, ideology, an to the impression of quality commuicated by each employee interacting with the organization’s clients“. 

Artiya citra perusahaan merupakan keseluruhan kesan yang terbentuk dibenak masyarakat tentang perusahaan. Dimana citra tersebut berhubungan dengan nama bisnis, arsitektur, variasi dari produk, tradisi, ideologi dan kesan pada kualitas komunikasi yang dilakukan oleh setiap karyawan yang berinteraksi dengan klien organisasi.

Dowling menyatakan bahwa, “corporate image is a set of beliefs and feeling about an organizations“. Dapat diartikan bahwa citra perusahaan merupakan sekumpulan kepercayaan dan perasaan tentang suatu organisasi. 

Dengan demikian citra merupakan salah satu aset terpenting dari perusahaan atau organisasi yang selayaknya terus menerus dibangun dan dipelihara. Citra yang baik merupakan perangkat kuat, bukan hanya untuk menarik konsumen dalam memilih produk atau perusahaan, melainkan juga dapat memperbaiki sikap dan kepuasan pelanggan terhadap perusahaan

lalu yang kedua Reputasi, Reputasi adalah suatu nilai yang diberikan kepada individu, institusi atau negara. Reputasi tidak bisa diperoleh dalam waktu singkat karena harus dibangun bertahun-tahun untuk menghasilkan sesuatu yang bisa dinilai oleh publik. Reputasi juga baru bertahan dan sustainable apabila konsistennya perkataan dan perbuatan

(Basya, dalam Basya dan Sati. 2006: 6).

Reputasi merupakan aset tak berwujud yang menggambarkan citra dan kredibilitas organisasi di matastakeholders. Kualitas reputasi organisasi akan menentukan perilaku stakeholders terhadap organisasi tersebut, yang nantinya akan mempengaruhi pencapaian sasaran organisasi. Karena itu, tak dapat dipungkiri bahwa reputasi menjadi salah satu faktor penentu utama bagi kesuksesan ataupun kegagalan organisasi dalam pencapaian tujuannya. 
Pentingnya reputasi menuntut organisasi untuk dapat membangun dan mempertahankan reputasi yang baik. Menurut Louisot J.P. dan Rayner J. (2010), reputasi mencakup persepsi dari stakeholders mengenai seluruh aspek organisasi. Mereka mengajukan sebuah teori sederhana mengenai bagaimana cara membentuk reputasi yang baik. Teori tersebut menyatakan bahwa “reputasi yang baik dapat diperoleh organisasi apabila organisasi tersebut berhasil memenuhi atau melebihi ekspektasi stakeholders-nya, sedangkan reputasi yang buruk akan diperoleh organisasi apabila mereka tidak dapat memenuhi ekspektasi stakeholders”.

http://frommarketing.blogspot.com/2009/10/beberapa-pengertian-citra-perusahaan.html
http://muwafikcenter.blogspot.com/2009/10/psc6-citra-reputasi.html
http://crmsindonesia.org/knowledge/crms-articles/melindungi-reputasi-perusahaan-melalui-enterprise-risk-management

Minggu, 25 Januari 2015

New Media Marketing 8-14

Konsep elemen marketing dalam pemasaran media baru, terdiri dari 3 elemen:
1.      Segmenting
2.      Targeting
3.      Positioning

Segmenting
Yaitu tindakan membagi suatu pasar menjadi kelompok – kelompok pembeli yang berbeda – beda yang mungkin membutuhkan produk – produk dan atau kombinasi pemasaran yang terpisah.

Targeting
Yaitu suatu tindakan mengevaluasi keaktifan daya tarik setiap segmen pasar dan memilih salah satu atau lebih dari segmen pasar tersebut untuk dimasuki.

Positioning
Yaitu tindakan untuk menempatkan posisi bersaing produk dan bauran pemasaran yang tepat pada setiap pasar sasar.
Dasar yang harus kita pahami dalam bisnis yaitu ada yang namanya 7P dan 1S. Yaitu Product, Price, Place, Promotion, People, Process, dan Service. Kedelapan hal ini harus bisa kita kuasi sebelum memulai memasarkan produk yang akan kita pasarkan agar Bisnis yang dijalankan dapat sukses.

Dalam membangun sebuah bisnis , kita harus memikirkan rencana yang akan di buat dimana kita harus dapat memahami berbagai elemen yang terdapat didalamnya seperti memahami produk,pasar, persaingan, hambatan, biaya pemasaran dan pengiriman yang efektif dan kerangkan implementasi yang baik. Dengan cara itu pebisnis akan mudah  dalam memulai suatu bisnis yang di geluti.

Nama produk/Perusahaan juga memiliki pengaruh besar dalam pengenalan sebuah bisnis. Dalam pemilihan nama disarankan untuk memilih nama yang mudah di ingat.
Setelah memiliki nama , alangkah baiknya untuk pemilik perusahaan menghak paten kan nama tersebut agar tidak diambil oleh pesaing lain.

Selanjutnya tahap Pemasaran, kita dapat memasarkan dengan Online dan offline. Pada saat ini pemasaran secara online lebih digemari oleh perusahaan-perusahaan besar karena dengan memasarkan produk secara online bisa mengenalkan produk secara luas (dunia).

Untuk pemasaran lewat online, pebisnis awal dapat menaruh iklan pada situs-situs yang ramai dikunjungi oleh target pasar contohnya beriklan di youtube dan sebagainya.

Untuk pemasaran secara offline, pebisnis dapat memperkenalkan produknya lewat media cetak seperti koran dan majalah, juga dengan cara mengikuti pameran-pameran yang suka di adakan.

Next, Setelah brand kita mulai dikenal orang banyak, buatlah website dan akun-akun media sosial seperti instagram ,facebook, dan lain-lain. Hal ini bertujuan untuk membuat brand kita lebih besar lagi dan juga kita dapat membagikan informasi tentang produk yang kita punya secara instan.

Inilah dasar-dasar yang harus dikuasai oleh pebisnis awal agar dapat menjalankan bisnisnya dengan lebih baik lagi. Tidak lupa untuk berdoa sebelum memulai membangun bisnis. Goodluck!

Minggu, 28 Desember 2014

Study Kasus - Sosis bakar Bandung



Haiiii guys!pada kesempatan kali ini saya mau berbagi tentang Sosis Bakar Bandung..Karena belakangan ini saya lagi gemar-gemarnya makan sosis bakarrr.. sekarang saya mau membahas lebihh lanjut tentang Sosis Bakar Bandung ini..

Sosis.. yapp Sosiss! Sosis termasuk makanan olahan daging yang sangat populer di masyarakat. Ada banyak ragam sosis di pasaran, mulai dari sosis sapi, ayam, ikan hingga seafood. Sosis terbilang makanan olahan yang sangat digemari anak-anak hingga orang dewasa.Karena permintaan pasar terus meningkat, kini banyak sosis yang diproduksi dari usaha rumahan. Seperti yang dilakukan Santosa Halim, pemilik Sosis Bakar Bandung di Lembang, Jawa Barat.




Merintis usaha tahun 2010, Halim fokus memproduksi sosis dengan bahan baku daging ayam, seafood dan ikan. "Semua sosis buatan saya ini disajikan dengan cara dibakar," katanya untuk membedakan sosisnya dari yang lain, ia membuat sosis dengan berbagai ukuran. Paling kecil ukuran 5 centimeter (cm) sampai paling besar 70 cm. Sosis Bakar Bandung menawarkan delapan pilihan rasa, seperti barbeque, keju, original, rendang dan lainnya.
Untuk mengembangkan usahanya, delapan bulan lalu Halim resmi menawarkan kemitraan. Kendati baru, ia sudah berhasil menggaet 373 mitra yang tersebar di banyak daerah, seperti Samarinda, Sampit, Jakarta, Depok, dan Pontianak. 
Dalam kemitraan ini, Sosis Bakar Bandung menawarkan paket investasi paling murah Rp 5,5 juta. Paket ini menyediakan fasilitas gerobak, perlengkapan masak, branding, training dan bahan baku.
Dengan harga jual mulai Rp 1000 – Rp 35.000 per buah, mitra ditargetkan mengantongi omzet hingga Rp 9 juta per bulan. Dengan laba 50 persen, mitra bisa balik modal dalam waktu dua bulan.

Investasi Rp 400 juta
Kedua, paket mini resto senilai Rp 400 juta. Mitra mendapatkan seluruh perlengkapan memasak, branding, bahan baku, perlengkapan makan, kursi meja, training serta perlengkapan tambahan lainnya. "Jadi mitra hanya perlu menyediakan lokasi dan karyawan," ujar Halim.
Luas tempat yang dibutuhkan minimal  3 meter (m) x 7 m. Sementara jumlah karyawan yang dibutuhkan sebanyak 10 orang. Menurut Halim, mitra paket ini bisa mengantongi omzet sekitar Rp 250 juta saban bulan. Dengan laba bersih 50 persen, mitra sudah bisa balik modal dalam waktu empat bulan.
Mitra bisa balik modal cepat karena kerjasama ini tidak memungut biaya royalti. Namun, untuk urusan bahan baku wajib beli dari pusat. Tujuannya, agar kualitas serta rasa tetap terjaga.
Maklum saja, Halim mempunyai resep khusus untuk membuat sosisnya. Agar tidak kewalahan dalam mensuplai bahan baku, Halim akan mengirim bahan baku ke mitra yang menjadi master area di suatu wilayah.(Tri Sulistiowati).

Gimana guys? tertarik buat jajan Sosis Bakar Bandung ini? apa mau langsung kerja sama dengan pak Halim untuk buka cabang baru? hahaha.

Okee sekian dulu yang bisa saya bagikan tentang Sosis Bakar Bandung ini..
see you guys!

http://palingaktual.com/386209/peluang-bisnis-kuliner-sosis-bakar-bandung/read/